Sabtu, 22 Desember 2012

Makalah IKD


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
          Perkembangan pendidikan saat ini meningkat dengan pesat sebagai konsekwensi dari logis globalisasi. Perkembangan pendidikan keperawatan hendaknya tidak hanya berupah peningkatan kwantitas semata,namun harus di ikuti dengan peningkatan kwalitas pendidikan. Dengan demikian akan di hasilkan perawat yang professional dan siap berkompotisi dengan enaga kesehatan lain,baik di tingkat nasional atau internasonal.
          Etika merupakan sesuatu yang dikenal,diketahui,diulang,serta menjadi suatu kebiasaan di dalam suatu masyarakat,baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang nyata. Etika lebih menitik beratkan pada aturan-aturan,prinsip-prinsip yang melandasi perilaku yang mendasar dan mendekati aturan-aturan,hukum,dan undang-unang yang membedakan benar atau salah secara moralitas.
          Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,keluarga,atau komunitas,perawat sangat memerlukan etika keperawatan. Karena itu,focus dari etika keperawatan di tujukan terhadap sifat manusia yang unik.
B.  Tujuan
1.    Tujuan Umum
              Untuk mengetahui cara menerapkan prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam konteks keperawatan
2.    Tujuan Khusus
a.    Untuk lebih mengerti, memahami, dan menerapkan prinsip-prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam konteks keperawatan.
b.  Untuk lebih mengerti dan memahami prinsip etika keperawatan,isu etik dalam keperawatan,transplantasi organ,devices,malprektek dan informed consent.





BAB II
PEMBAHASAN

  Prinsip-Prinsip Legal Etik Pada Pengambilan Keputusan Dalam Konteks Keperawatan

1.  Tidak Merugikan (Nonmaleficience)
          Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
2.     Nilai dan Norma Masyarakat
              Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat nilai dan norma masyarakat sangat penting dan perlu ada pada diri masing-masing.malah masyarakat yang sedar tentang nilai dan norma masyarakat berusaha keras dalam mengukuhkan nilai-nilai masyarakat.
Setiap individu tidak boleh hidup bersendirian, oleh itu seseorang itu perlu bergaul bagi memenuhi keperluan dalam kehidupan. Oleh itu seseorang itu perlu bersedia agar dapat bertindak dan berfungsi dalam masyarakat. Bagi seseorang itu dapat berfungsi dan bertindak dalam masyarakat seseorang itu perlu memahami nilai- nilai masyarakat dan kelakuan norma masyarakat yang telah disahkan masyarakat itu sendiri.
a.    Nilai
                   Keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran atau keinginan mengenai ide-ide, objek, atau perilaku khusus. Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya  sepanjang perjalanan hidupnya.  Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang benar  dan mana yang salah.
                   Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi  dimana mereka tumbuh dan berkembang.
1).Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai  cara antara lain :
a).Model atau Contoh
                        Dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi  perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia bergaul;
b).Moralitas
                            Diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan  nilai-nilai yang berbeda;
c).Sesuka Hati
Adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai  ini kurang terarah dan sangat tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka  sendiri.  Hal ini  lebih  sering  disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau  tidak  adanya bimbingan atau pembinaan sehingga  dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut;
d).Penghargaan dan Sanksi
                        Perlakuan yang biasa diterima seperti:  mendapatkan penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila menunjukkan  perilaku yang tidak baik;
e).Tanggung jawab untuk memilih;
                            Adanya  dorongan internal untuk menggali  nilai-nilai tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan  perkembangan sistem nilai dirinya sendiri. 
2).Klarifikasi  Nilai-Nilai  (Values) 
      Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti  sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses yang memungkinkan seseorang menemukan sistem  perilakunya sendiri melalui  perasaan dan analisis yang dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif, apakah pilihan–pilihan ini yang sudah dianalisis secara rasional atau merupakan hasil dari  suatu kondisi sebelumnya (Steele&Harmon, 1983).
                        Klarifikasi nilai-nilai mempunyai manfaat yang sangat besar didalam aplikasi  keperawatan. Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai individu yang perlu dipahami oleh perawat. 
a).Pilihan:



(1). Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap individu;
(2).Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan, asuhan yang diberikan bukan hanya  karena  martabat seseorang tetapi hendaknya perlakuan yang diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan.
(3).Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat seseorang akan merupakan konsekuensi terbaik bagi semua masyarakat. 
b).Penghargaan:
(1).Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya  sendiri (anda akan merasa senang bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasen atau klien  serta sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas keterampilan hubungan interpersonal yang dilakukan;
(2).Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak bersedia memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.  
c).Tindakan:
(1).Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan  sehari-hari;
(2).Upayakan selalu konsisten untuk  menghargai martabat manusia dalam kehidupan pribadi dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas tindakan yang dilakukan.


                   Semakin disadari nilai-nilai  profesional maka semakin timbul nilai-nilai moral   yang dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila dibicarakan dengan sejawat  atau pasen dan ternyata tidak sejalan, maka  seseorang  merasa  terjadi sesuatu yang  kontradiktif  dengan  prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu; penghargaan terhadap martabat manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin  kita tidak lagi  merasa  nyaman. 
                   Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana  kita  perlu meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara  khusus dalam kehidupan ini  untuk menghormati martabat manusia. Hal ini merupakan nilai-nilai positif  yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat luas.
b.    Norma Masyarakat
          Norma adalah aturan-aturan atau pedoman social yang khusus mengenai tingkah laku, sikap, perbuatan yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan di lingkungan kehidupannya.
          Budaya dan agama mempengaruhi prilaku seseorang tanpa pilihan Setiap individu dapat menerima keyakinan tersebut. Keyakinan adalah sesuatu yang diterima sebagai kebenaran melalui pertimbangan dan kemungkinan,tidak berdasarkan kenyataan. Tradisi rakyat atau keluarga merupakan keyakinan yang berjalan dari satu generasi ke generasi lain.
Norma masyarakat terbagi atas :
1).Norma Agama 
                   Ialah peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-perintah, laranganlarangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa berupa “siksa” kelak di akhirat. Contoh norma agama ini diantaranya ialah:
a). “Kamu dilarang membunuh”.
b). “Kamu dilarang mencuri”.
c). “Kamu harus patuh kepada orang tua”.
d) “Kamu harus beribadah”.
e). “Kamu jangan menipu”.
2).Norma Kesusilaan
Ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia. Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan. Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh umat manusia.
Contoh norma ini diantaranya ialah :
a). “Kamu tidak boleh mencuri milik orang lain”.
b). “Kamu harus berlaku jujur”.
c). “Kamu harus berbuat baik terhadap sesama manusia”.
d). “Kamu dilarang membunuh sesama manusia”.
3).Norma Kesopanan :
                        Ialah norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling hormat menghormati. Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya, karena sumber norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.
                       
Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau adat istiadat. Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia, melainkan bersifat khusus dan setempat (regional) dan hanya berlaku bagi segolongan masyarakat tertentu saja. Apa yang dianggap sopan bagi segolongan masyarakat, mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian. Contoh norma ini diantaranya ialah :
a).“Berilah  tempat  terlebih  dahulu   kepada   wanita   di dalam   kereta  api,  bus   dan  lain-lain, terutama wanita yang tua, hamil atau membawa  bayi”.
b).“Jangan makan sambil berbicara”.
c).“Janganlah meludah di lantai atau di sembarang tempat” dan.
d).“Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua”.
4).Norma Hukum :
                   Ialah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan negara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaanya dapat dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-alat negara, sumbernya bisa berupa peraturan perundangundangan, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan agama.
                   Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memaksa, sanksinya berupa ancaman hukuman. Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan-peraturan hukum bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan negara. Contoh norma ini diantaranya ialah :
a).“Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa orang lain, dihukum karena membunuh dengan hukuman setingi-tingginya 15 tahun”.
b).“Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah diadakan, diwajibkan mengganti kerugian”, misalnya jual beli.





















BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
1.    Nonmaleficence  (tidak merugikan)
Artinya tindakan ini tidak merugikan klien atau melukai klien dalam hal melakukan suatu tindakan keperawatan/medis
2.    Nilai dan Norma Masyarakat
Artinya tindakan yang di lakukan oleh seorang perawat dan tenaga medis lainnya, harus bernilai dimata masyaraka dan mengandung norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Seperti menghargai klien, tidak membeda-bedakan antara klien yang satu dengan klien yang lainnya.
B.   Saran
1.    Sebaiknya dalam melakukan tindak keperawatan,seorang perawat harus bertindak sesuai dengan prinsip etika tersebut.
2.     Dalam menghadapi situasi yang memerlukan keputusan untuk mengambil tindakan, seorang perawat harus mampu memberikan tindakan sesuai dengan norma hukum yang berlaku.















DAFTAR PUSTAKA
                                                           





















Berfikir Kritis


BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesenambungan mencakup interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan persepsi. Sedangkan berfikir karitis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berfikir kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari defenisi,elemen berfikir kritis,model berfikir kritis,analisa berfikir kritis,berfikir logis dan kreatif, krakteristik berfikir kritis,pemecahan masalahdan langka-langka pemecahan masalah,proses pengambilan keputusan,fungsi berfikir kritis,model pebggunaan atribut,proses intuisi,indikator, dan prinsip utama .
Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu memberi asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berfikir kritis dalam berbagai situasi. penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan dengan kasus nyata yang akan memberikan gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya  pengetahuan baru, seseorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang selalu efektif dan ilmia dan memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejateraan diri maupun orang lain.
Proses berfikir ini dilakukan sepenjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita jadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.     DEFENISI
Berpikir kritis merupakan suatu proses yang berjalan secara berkisinambungan menjakup interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan  presepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan krisis itu sendiri sebagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir kritis  dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari krakteristik, sikap dan standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis.
Menurut para ahli (Pery dan Potter,2005), berpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterfensikan atau mengefaluasi informasi untuk membuat sebuah penilain atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. Menurut Bandman (1988), berpikir kritis  adalah pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran,masalah, kepercayaan, dan tindakan. Menutut Strader  (1992), berpikir kritis adalah suatu proses pengujian yang menitikberatkan  pendapat atau fakta yang mutahir dan menginterfensikan serta mengefaluasikan pendapat-pendapat tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif pandangan baru.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar.
Untuk lebih mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis setidaknya paham atau tau dari komponen berpikir kritis itu sendiri, dan komponen berpikir kritis meliputi pengetahuan dasar, pengalaman, kompetensi, sikap dalam berpikir kritis, standar/ krakteristik berpikir kritis.
Keterampilan kongnitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang berdasarkan pada pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominatur umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.

1. Berfikir kritis perlu bagi perawat :
1.      Penerapan profesionalisme.
2.      . Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dalammemberikan askep.Seorang      pemikir yang baik tentu juga seorang perawat yang baik.Diperlukan perawat, karena :
‡a.  Perawat setiap hari mengambil keputusan
‡b.  Perawat menggunakan keterampilan berfikir :
1. Menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek danlingkungannya
2. menangani perubahan yang berasal dari stressor lingkungan
3.. penting membuat keputusan.Mz.Kenzie à Critical thinking : Ditujukan pada situasi,rencana, aturan yang terstandar dan mendahului dalam- menggunakan pengetahuan untuk mengembangkanhasil yang diharapkan- keterampilan guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakand. Pelaksanaan keperawatan :
- pelaksanaan tindakan keperawatan adalkahketerampilan dalam menguji hipotesa.
- Tindakasn nyata yang menentukan tingkat keberhasilane. Evaluasi keperawatan :
-Mengkaji efektifitas tindakan            
-Perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien
-Perlukah diulangi
keperawatan.
2.Argumentasi dalam keperawatan
Sehari-hari perawat dihadapkan pada situasi harus berargumentasi untuk menenukan, menjelaskankebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan penjelasan,mempertahankan terhadap suatu tuntutan/tuduhan.Argumentasi
Badman and Badman (1988) terkait dg.konsep berfikir dalam keperawatan :
1. berhubungan dengan situasi perdebatan.
2. Debat tentang suatu isu
3. Upaya untuk mempengaruhi individu/kelompok
 4. Penjelasan yang rasional
3.Pengambilan keputusan dalam keperawatan
 Sehari-hari perawat harus mengambil keputusan yangtepat.
4.Penerapan
 Proses Keperawatan
 Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proseskeperawatana.
 Pengkajian :
- mengumpulkan data dan validasi
- Perawat melakukan observasi berfikir kritis dalam pengumpulan data.
- Mengelola dan menggunakan ilmu-ilmu lain yangterkait. b. Perumusan diagnosa  keperawatan :
 Tahap pengambilan keputusan yang paling kritis.
- Menentukan masalah dan argumen secara rasional
- Lebih terlatih, lebih tajam dalam masalahc. Perencanaan keperawatan : pembuatan keputusan.Critical thinking à Investigasi terhadap tujuan gunamengeksplorasi situasi, phenomena, pertanyaan, ataumasalah untuk menuju pada hipotesa atau keputusan secaraterintegrasi.Critical thinking : Pengujian yang rasional terhadap ide-ide, pengaruh, asumsi, prinsip-prinsip, argumen, kesimpulan-kesimpulan, isu-isu, pernyataan, keyakinan dan aktifitas(Bandman and Bandman, 1988).Pengujian berdasarkan alasan ilmiah, pengembilan keputusandan kreatifitas
Asumsi Berfikir (Think) :
Berfikir, perasaan dan berbuat dilakukan komponen dasar  bersama/sejalan pada saatmelakukan keperawatan.Berfikir tanpa melakukan sesuatu adalah sia-siaBekerja tanpa berfikir adalah sangat berbahayaBerfikir /berbuat tanpa diserta perasaan tidak mungkinMetoda berfikir kritis :
Freely debate .
1. lndividual decision Group
2. Persuasi
3. Propaganda
4. Coercion
B.      Elemen berpikir kritis
Berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen, pemecahan masalah, keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen keterampilan dan sikap berpikir kritis.
Elemen berpikir kritis antara lain:
1.      Menentukan tujuan
2.       Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka masalah
3.      Menujukan bukti
4.      Menganalisis konsep
5.      Asumsi
Perspektif yang digunakan selanjutnya keterlibatan dan kesesuaian
Kriteria elemen terdiri dari kejelasan, ketepatan, ketelitan dan keterkaitan.

C.      MODEL BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATA
Dalam penerapan pembelajaran pemikiran kritis di pendidikan keperawatan, dapat digunakan tiga model, yaitu: feeling, vision model, dan examine model yaitu sebagai berikut:
1.    Feling Model
Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas keperawatan dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk dan perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.

2.    Vision  model
Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan dan ide tentang permasalahan perawatan kesehatan klien, beberapa kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.

3.    Exsamine model
Model ini dungunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi. Perawat menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari, meguji, melihat konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan dan menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide.
Model berfikir kritis dalam keperawatan menurut para ahli,
a.                   Costa and colleagues (1985)
Menurut costa and colleagues klasifikasi berpikir dikenal sebagai ‘the six Rs” yaitu:
1.     Remembering ( mengingat)
2.     Repeating (mengulang)
3.     Reasoning (memberi alasan)
4.     Reorganizing (reorganisasi)
5.     Relating (berhubungan)
6.     Reflecting (merenungkan)

b.                   Lima model berpikir kritis
1.     Total recall
2.     Habits ( kebiasaan)
3.     Inquiry ( penyelidikan / menanyakan keterangan )
4.     New ideas and creativity
5.     Knowing how you think (mengetahui apa yang kamu pikirkan)

            Ada empat alasan berpikir kritis yaitu: deduktif, induktif, aktifitas informal, aktivitas tiap hari, dan praktek. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang defenisi tersebut, alasan berpikir kritis adalah untuk mengenalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti-bukti,menilai kesimpulan, membedakan antara baik dan buruknya argumen serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar serta tindakan yang dilakukan.

D.     Analisa berfikir kritis

1.      Analisis kritis merupakan suatu cara untuk mencoba memahami kenyataan kejadian atau peristiwa dan pernyataan yang ada dibalik makna yang jelas atau makana langsung. Analisis kritis mempersaratkan sikap untuk berani menentang apa yang dikatakan atau dikemukaan oleh pihak-pihak yang berkuasa
2.      Analisis kritis merupakan suatu kapesitas potensi yang dimiliki oleh semua orang demikian analisis kritis tetap akan tumpul dan tidak berkembang apabila tidak di asa atau dipraktekan
3.      Analisis kritis merupakan upaya peribadi atau upaya kolektif
4.      Analisis kritis menentukan kemungkinan sesuatu kesempatan yang lebih baik ke arah langka untuk memperbaiki kenyataan atau situasi yang telah dianalisis.
5.      Peran terpenting untuk melaksanakan analisis kritis bukanlah serangkaian langkah atau pertanyaan yang berangkat dari ketidak tahuan menuju kepencerahan.
6.      Analisis kritis juga mencoba memahami riwayat pernyataan situasi atau masalah yang perlu dipahami. Analisis kritis mengkaji situasi atau peristiwa yang tengah dalam proses perubahan.

E.      Berfikir logis  dan kreatif

Berfikir logis adalah penalaran atau keterampilan berfikir dengan tepat, ketepatan berfikir sangat tergantung pada jalan pikiran yang logis dalam berfikir secara logis. Kita harus terampil untuk mengerti fakta, memahami konsep hubungan dalam menarik kesimpulan.
Berfikir kreatif adalah berfikir lintas bidang yang ditandai dengan krakterlistik berfikir. Disamping itu berfikir  kreatif  juga menuntut adanya pengikatan diri terhadap tugas yang tinggi yang artinya kreatifitas menuntut disiplin yang tinggi dan konsisten terhadap bidang tungas.

Krakteristik Berpikir Kritis
 Krakteristik Berpikir Kritis adalah
1.      Konseptualisasi
Konsep tualisasi artinya : proses intelektual membentuk suatu konsep.  Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental  tentang realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digenerilisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.

2.      Rasional dan Beralasan
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.

3.      Reflektif
Artinya bahwa seseorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau presepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu. Fakta dan kejadian.

4.      Bangian dari suatu sikap
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain.

5.      Kemandirian berpikir
Seorang berpikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara benar dan dapat dipercaya.

6.      Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk beruubah dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik. 
7.      Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan
Berpikir kritis dingunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.

8.      Watak (dispositions)
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat,resespek tehadap  kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang diangapnya baik.

9.      Kriteria (criteria)
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai kearah mana maka harus menemukan sesuatu untuk  diputuskan atau dipercayai.meskipun sebuah argumen dapat disusun dari berapa sumber pembelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarlisasi maka haruslah berdasarkan relenfansi, keakuratan fakta-fakta, berdasarkan sumber yang kredibel, teliti tidak benas dari logika yang keliru, logika yang konsisten dan pertimbangan yang matang.

10.  Sudut pandang
Yaitu cara memandang atau menafkirkan dunia ini, yang akan menentukan kontruksi makna.seseorang yang berfikir dengan kritis akan memandang sebuah penomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

F.     Pemecahan Masalah Dalam Berpikir Kritis
Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan, yang difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. Masalah dapat digambarkan sebagai kesenjangan diantara “apa yang ada dan apa yang seharusnya ada”.  Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa individu harus memiliki kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan dirinya dengan adanya bimbingan dan role model di lingkungan kerjanya.
Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
1. Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi.
2.      Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
3.      Mengolah fakta dan data.
4.      Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
5.      Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
6.      Memutuskan tindakan yang akan diambil.
7.      Evaluasi.

G.PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATA

keputusan dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan dan kebidanan. Tidak hanya berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan  keperawatan dan kebidanan, tetapi penting untuk meningkatkan kemampuan merencanakan perubahan. Perawat dan bidan pada semua tingkatan posis iklinis harus memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dan mengambi lkeputusan yang efektif, baik sebaga ipelaksana/staf maupun sebagai pemimpin.
Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan bukan merupakan bentuk sinonim. Pemecahan masalah  dan proses pengambilan keputusan membutuhkan pemikiran kritis dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam praktek. Pengambilan keputusan merupakan upaya pencapa iantujuan dengan menggunakan proses yang sistematis dalam memilih alternatif. Tidak semua pengambilan keputusan dimulai dengan situasi masalah.
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
1.      Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.
2.      Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi harus berdasarkan pada sistematika tertentu :
a.       Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil.
b.      Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
c.       Falsafah yang dianut organisasi.
d.      Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam organisasi.
3.      Masalah harus diketahui dengan jelas.
4.      Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis.
5.      Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang.

H.     Fungsi berpikir Kritis dalam Keperawatan
Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah sebagai berikut:
1.      Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari
2.      Membedakan sejumlah penggunaan dan isu- isu dalam keperawatan
3.      Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan
4.      Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing idikasi, penyebab dan tujuan, serta tingkat hubungan.
5.      Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6.      Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7.      Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8.      Membuat dan mengecek dasar analisis dan faliidasi data keperawatan.
9.      Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan
10.  Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan.
11.  Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan
12.  Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan akktifitas nilai-nilai keputusan.
13.  Mengefaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.

I.        Model penggunanaan atribut
Berdasarkan  penelitan sebelumnya, penelitian ini mencoba mempertimbangkan efek ketidak linieran tersebut untuk perjalanan dengan range yang cukup signifikan perbedaannya dalam penelitian model penggunaan atribut ini dilakukan untuk mempelajari perilaku pemilihan model dengan menvariasikan berbagai jenis model.dengan mempertimbangkan efek ketidak linieran nilai atribut antara lain melalui penggunaan presentase perubahan nilai atribut sebagai nilai atribut model dalam keperawatan.

J.        Proses  Intuisi
 Proses intuisi merupakan  pendorong utama untuk benalar logis (masuk akal)
sekaligus pemicu aktifitas berfikir bagi siswa untuk itu perlu adanya upaya pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat dan efektif untuk tercapainya kemampuan berfikir yang diharapkan mampu mengoptimalkan serta memupuk sikap positif dan pola berfikir yang membudaya dalam mengatasipermasalahan real word. Sala satu solusi yang dipandang tepat untuk mewujudkan tuntutan tersebut adalah pendekatan kontekstual berbasis intuisi sebagai suatu pendekatan yang diawali dengan berintiwisi informal dalam menyelesaikan masalah berkonteks yang rancang secara kusus.

ASPEK-ASPEK BERPIKIR KRITIS
Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek:

1.      relevance 
relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan. 

2.      Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.

3.       Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.

4.      Outside material
Menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari perkuliahan

5.      Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan

6.      Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.

7.      justification
memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa memberikan penjelasan mengenai keuntungan dan kerungian dari suatu situasi atau solusi.

INDIKATOR BERPIKIR KRITIS
Wade (1995) mengidentifikasi  delapan kerakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:
1.      Kegiatan merumuskan pertanyaan
2.      Membatasi permasalahan
3.      Menguji data-data
4.      Menganalisis berbagai pendapat
5.      Menghindari pertimbangan yang sangat emosional
6.      Menghindari penyederhanaan berlebihan
7.      Mempertimbangkan berbagai interpretasi
8.      Mentolerasi ambiguitas

Prinsip utama penerapan dalam berpikir kritis

Prinsip utama untuk menetapkan suatu masalah adalah mengetahui fakta, kemudian memisahkan fakta tersebut dan melakukan interpretasi data menjadi fakta objektif dan menentukan luasnya masalah tersebut. Manajer membutuhkan kemampuan untuk menetapkan prioritas pemecahan masalah. Umumnya untuk pemecahan masalah selalu menggunakan metoda coba-coba dan salah, eksperimen, dan atau tidak berbuat apa-apa (“do nothing”). Pembuatan keputusan dapat dipandang sebagai proses yang menjembatani hal yang lalu dan hal yang akan datang pada saat manajer hendak mengadakan suatu perubahan.
Proses pemecahanmasalah dan pengambilan keputusan di atas adalah salah satu penyelesaian yang dinamis. Penyebab umum gagalnya penyelesaian masalah adalah kurang tepat mengidentifikasi masalah.Oleh karena itu identifikasi masalah adalah langkah yang paling penting.Kualitashasiltergantungpadakeakuratandalammengidentifikasimasalah.

Identifikasi masalah dipengaruhi oleh informasi yang tersedia, nilai, sikap dan pengalaman  pembuat keputusan serta waktu penyelesaian masalah. Terutama waktu yang cukup untuk mengumpulkan dan mengorganisir data.