BERFIKIR
KRITIS DALAM KEPERAWATAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara
berkesenambungan mencakup interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan persepsi.
Sedangkan berfikir karitis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep
berfikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai
sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berfikir kritis dalam
keperawatan yang didalamnya dipelajari defenisi,elemen berfikir kritis,model
berfikir kritis,analisa berfikir kritis,berfikir logis dan kreatif,
krakteristik berfikir kritis,pemecahan masalahdan langka-langka pemecahan
masalah,proses pengambilan keputusan,fungsi berfikir kritis,model pebggunaan
atribut,proses intuisi,indikator, dan prinsip utama .
Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu
memberi asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu
dituntut untuk berfikir kritis dalam berbagai situasi. penerapan berfikir
kritis dalam proses keperawatan dengan kasus nyata yang akan memberikan
gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif
dan bermutu. Seseorang yang berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap
masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat
dikatakan, dengan tersedianya pengetahuan baru, seseorang profesional
harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang selalu efektif dan ilmia
dan memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejateraan diri maupun orang lain.
Proses berfikir ini dilakukan sepenjang waktu sejalan dengan
keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita
miliki, kita jadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat
simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses
berfikir dan belajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
DEFENISI
Berpikir kritis merupakan suatu proses yang berjalan secara
berkisinambungan menjakup interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan
presepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari
konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan krisis itu sendiri
sebagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir
kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari krakteristik, sikap
dan standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan
dan kreatifitas dalam berpikir kritis.
Menurut para ahli (Pery dan Potter,2005), berpikir kritis
adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk
menginterfensikan atau mengefaluasi informasi untuk membuat sebuah penilain
atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan
pengalaman. Menurut Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian
secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip,
pemikiran,masalah, kepercayaan, dan tindakan. Menutut Strader (1992),
berpikir kritis adalah suatu proses pengujian yang menitikberatkan
pendapat atau fakta yang mutahir dan menginterfensikan serta mengefaluasikan pendapat-pendapat
tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif pandangan
baru.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan
keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita
miliki, kita menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat
kesimpulan yang valid, semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses
berpikir dan belajar.
Untuk lebih mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis
setidaknya paham atau tau dari komponen berpikir kritis itu sendiri, dan
komponen berpikir kritis meliputi pengetahuan dasar, pengalaman, kompetensi,
sikap dalam berpikir kritis, standar/ krakteristik berpikir kritis.
Keterampilan kongnitif yang digunakan dalam berpikir
kualitas tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang,
oposisi, tantangan dan dukungan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang
berdasarkan pada pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah
denominatur umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang
disiplin dan mandiri.
1. Berfikir kritis perlu bagi perawat :
1.
Penerapan profesionalisme.
2.
. Pengetahuan tehnis dan
keterampilan tehnis dalammemberikan askep.Seorang
pemikir yang baik tentu juga seorang perawat
yang baik.Diperlukan perawat, karena :
‡a. Perawat setiap hari mengambil keputusan
‡b.
Perawat menggunakan keterampilan berfikir :
1. Menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek danlingkungannya
2. menangani perubahan yang berasal
dari stressor lingkungan
3.. penting membuat keputusan.Mz.Kenzie à Critical thinking :
Ditujukan pada situasi,rencana, aturan yang terstandar dan mendahului dalam-
menggunakan pengetahuan untuk mengembangkanhasil yang diharapkan- keterampilan
guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakand. Pelaksanaan
keperawatan :
- pelaksanaan tindakan keperawatan adalkahketerampilan dalam
menguji hipotesa.
- Tindakasn nyata yang menentukan tingkat keberhasilane.
Evaluasi keperawatan :
-Mengkaji efektifitas
tindakan
-Perawat harus dapat mengambil keputusan
tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien
-Perlukah diulangi
keperawatan.
2.Argumentasi dalam
keperawatan
Sehari-hari perawat dihadapkan pada situasi
harus berargumentasi untuk menenukan, menjelaskankebenaran, mengklarifikasi
isu, memberikan penjelasan,mempertahankan terhadap suatu
tuntutan/tuduhan.Argumentasi
Badman and Badman (1988) terkait dg.konsep berfikir dalam keperawatan :
1. berhubungan dengan situasi
perdebatan.
2. Debat tentang suatu isu
3. Upaya untuk mempengaruhi
individu/kelompok
4. Penjelasan yang rasional
3.Pengambilan keputusan
dalam keperawatan
Sehari-hari
perawat harus mengambil keputusan yangtepat.
4.Penerapan
Proses Keperawatan
Perawat berfikir kritis pada setiap langkah
proseskeperawatana.
Pengkajian :
- mengumpulkan data dan validasi
- Perawat melakukan observasi berfikir kritis
dalam pengumpulan data.
-
Mengelola dan menggunakan ilmu-ilmu lain yangterkait. b. Perumusan
diagnosa keperawatan :
Tahap pengambilan keputusan yang
paling kritis.
- Menentukan masalah dan argumen secara rasional
- Lebih terlatih, lebih tajam dalam masalahc. Perencanaan
keperawatan : pembuatan keputusan.Critical
thinking à Investigasi terhadap tujuan gunamengeksplorasi situasi, phenomena,
pertanyaan, ataumasalah untuk menuju pada hipotesa atau keputusan
secaraterintegrasi.Critical thinking : Pengujian yang rasional terhadap
ide-ide, pengaruh, asumsi, prinsip-prinsip, argumen,
kesimpulan-kesimpulan, isu-isu, pernyataan, keyakinan dan aktifitas(Bandman and Bandman, 1988).Pengujian
berdasarkan alasan ilmiah, pengembilan keputusandan kreatifitas
Asumsi Berfikir (Think) :
Berfikir, perasaan dan berbuat dilakukan komponen
dasar bersama/sejalan pada saatmelakukan keperawatan.Berfikir tanpa
melakukan sesuatu adalah sia-siaBekerja tanpa berfikir adalah sangat
berbahayaBerfikir /berbuat tanpa diserta perasaan tidak mungkinMetoda berfikir kritis :
Freely debate .
1. lndividual decision Group
2. Persuasi
3. Propaganda
4. Coercion
B.
Elemen berpikir kritis
Berbagai
elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen, pemecahan masalah,
keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen keterampilan dan
sikap berpikir kritis.
Elemen
berpikir kritis antara lain:
1.
Menentukan tujuan
2.
Menyususn pertanyaan atau
membuat kerangka masalah
3.
Menujukan bukti
4.
Menganalisis konsep
5.
Asumsi
Perspektif
yang digunakan selanjutnya keterlibatan dan kesesuaian
Kriteria
elemen terdiri dari kejelasan, ketepatan, ketelitan dan keterkaitan.
C.
MODEL BERPIKIR KRITIS DALAM
KEPERAWATA
Dalam penerapan pembelajaran pemikiran kritis di pendidikan
keperawatan, dapat digunakan tiga model, yaitu: feeling, vision model, dan
examine model yaitu sebagai berikut:
1.
Feling Model
Model
ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir
kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan
dalam melakukan aktifitas keperawatan dan perhatian. Misalnya terhadap
aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk dan
perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.
2.
Vision model
Model
ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan menerjemahkan
perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan dan ide tentang
permasalahan perawatan kesehatan klien, beberapa kritis ini digunakan untuk
mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk
merespon ekspresi.
3.
Exsamine model
Model
ini dungunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi. Perawat menguji ide
dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari peran
yang tepat untuk analisis, mencari, meguji, melihat konfirmasi, kolaborasi,
menjelaskan dan menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide.
Model berfikir kritis dalam keperawatan menurut para ahli,
a.
Costa and colleagues (1985)
Menurut
costa and colleagues klasifikasi berpikir dikenal sebagai ‘the six Rs” yaitu:
1.
Remembering ( mengingat)
2.
Repeating (mengulang)
3.
Reasoning (memberi alasan)
4.
Reorganizing (reorganisasi)
5.
Relating (berhubungan)
6.
Reflecting (merenungkan)
b.
Lima model berpikir kritis
1.
Total recall
2.
Habits ( kebiasaan)
3.
Inquiry ( penyelidikan / menanyakan
keterangan )
4.
New ideas and creativity
5.
Knowing how you think (mengetahui
apa yang kamu pikirkan)
Ada empat alasan berpikir kritis yaitu: deduktif, induktif, aktifitas informal,
aktivitas tiap hari, dan praktek. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang
defenisi tersebut, alasan berpikir kritis adalah untuk mengenalisis penggunaan
bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi, kuatnya
bukti-bukti,menilai kesimpulan, membedakan antara baik dan buruknya argumen
serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar serta
tindakan yang dilakukan.
D.
Analisa berfikir kritis
1.
Analisis kritis merupakan suatu cara
untuk mencoba memahami kenyataan kejadian atau peristiwa dan pernyataan yang
ada dibalik makna yang jelas atau makana langsung. Analisis kritis
mempersaratkan sikap untuk berani menentang apa yang dikatakan atau dikemukaan
oleh pihak-pihak yang berkuasa
2.
Analisis kritis merupakan suatu
kapesitas potensi yang dimiliki oleh semua orang demikian analisis kritis tetap
akan tumpul dan tidak berkembang apabila tidak di asa atau dipraktekan
3.
Analisis kritis merupakan upaya
peribadi atau upaya kolektif
4.
Analisis kritis menentukan
kemungkinan sesuatu kesempatan yang lebih baik ke arah langka untuk memperbaiki
kenyataan atau situasi yang telah dianalisis.
5.
Peran terpenting untuk melaksanakan
analisis kritis bukanlah serangkaian langkah atau pertanyaan yang berangkat
dari ketidak tahuan menuju kepencerahan.
6.
Analisis kritis juga mencoba
memahami riwayat pernyataan situasi atau masalah yang perlu dipahami. Analisis
kritis mengkaji situasi atau peristiwa yang tengah dalam proses perubahan.
E.
Berfikir logis dan kreatif
Berfikir
logis adalah penalaran atau keterampilan berfikir dengan tepat, ketepatan
berfikir sangat tergantung pada jalan pikiran yang logis dalam berfikir secara
logis. Kita harus terampil untuk mengerti fakta, memahami konsep hubungan dalam
menarik kesimpulan.
Berfikir
kreatif adalah berfikir lintas bidang yang ditandai dengan krakterlistik
berfikir. Disamping itu berfikir kreatif juga menuntut
adanya pengikatan diri terhadap tugas yang tinggi yang artinya kreatifitas
menuntut disiplin yang tinggi dan konsisten terhadap bidang tungas.
Krakteristik
Berpikir Kritis
Krakteristik Berpikir Kritis adalah
1.
Konseptualisasi
Konsep
tualisasi artinya : proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan
konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran
tentang kejadian, objek atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian
konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digenerilisasi secara otomatis
menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.
2.
Rasional dan Beralasan
Artinya
argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat
dari fakta fenomena nyata.
3.
Reflektif
Artinya
bahwa seseorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau presepsi dalam
berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu. Fakta dan
kejadian.
4.
Bangian dari suatu sikap
Yaitu
pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu
menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding
yang lain.
5.
Kemandirian berpikir
Seorang
berpikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima pemikiran
dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara benar dan dapat
dipercaya.
6.
Berpikir adil dan terbuka
Yaitu
mencoba untuk beruubah dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan
menjadi benar dan lebih baik.
7.
Pengambilan keputusan berdasarkan
keyakinan
Berpikir
kritis dingunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta
suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
8.
Watak (dispositions)
Seseorang
yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat
terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan
pendapat,resespek tehadap kejelasan dan ketelitian, mencari
pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat
sebuah pendapat yang diangapnya baik.
9.
Kriteria (criteria)
Dalam
berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai
kearah mana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau
dipercayai.meskipun sebuah argumen dapat disusun dari berapa sumber
pembelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan
menerapkan standarlisasi maka haruslah berdasarkan relenfansi, keakuratan
fakta-fakta, berdasarkan sumber yang kredibel, teliti tidak benas dari logika
yang keliru, logika yang konsisten dan pertimbangan yang matang.
10.
Sudut pandang
Yaitu
cara memandang atau menafkirkan dunia ini, yang akan menentukan kontruksi
makna.seseorang yang berfikir dengan kritis akan memandang sebuah penomena dari
berbagai sudut pandang yang berbeda.
F.
Pemecahan Masalah Dalam Berpikir
Kritis
Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan
keputusan, yang difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. Masalah
dapat digambarkan sebagai kesenjangan diantara “apa yang ada dan apa yang seharusnya
ada”. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang efektif
diprediksi bahwa individu harus memiliki kemampuan berfikir kritis dan
mengembangkan dirinya dengan adanya bimbingan dan role model di
lingkungan kerjanya.
Langkah-Langkah
Pemecahan Masalah
1.
Mengetahui
hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi.
2.
Mengumpulkan fakta-fakta dan data
yang relevan.
3.
Mengolah fakta dan data.
4.
Menentukan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
5.
Memilih cara pemecahan dari
alternatif yang dipilih.
6.
Memutuskan tindakan yang akan
diambil.
7.
Evaluasi.
G.PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATA
keputusan dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan
mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan dan
kebidanan. Tidak hanya berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan
keperawatan dan kebidanan, tetapi penting untuk meningkatkan kemampuan
merencanakan perubahan. Perawat dan bidan pada semua tingkatan posis iklinis
harus memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dan mengambi lkeputusan yang
efektif, baik sebaga ipelaksana/staf maupun sebagai pemimpin.
Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan bukan
merupakan bentuk sinonim. Pemecahan masalah dan proses pengambilan
keputusan membutuhkan pemikiran kritis dan analisis yang dapat ditingkatkan
dalam praktek. Pengambilan keputusan merupakan upaya pencapa iantujuan dengan
menggunakan proses yang sistematis dalam memilih alternatif. Tidak semua
pengambilan keputusan dimulai dengan situasi masalah.
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan
keputusan :
1.
Dalam proses pengambilan keputusan
tidak terjadi secara kebetulan.
2.
Pengambilan keputusan tidak
dilakukan secara sembrono tapi harus berdasarkan pada sistematika tertentu :
a.
Tersedianya sumber-sumber untuk
melaksanakan keputusan yang akan diambil.
b.
Kualifikasi tenaga kerja yang
tersedia
c.
Falsafah yang dianut organisasi.
d.
Situasi lingkungan internal dan
eksternal yang akan mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam
organisasi.
3.
Masalah harus diketahui dengan
jelas.
4.
Pemecahan masalah harus didasarkan
pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis.
5.
Keputusan yang baik adalah keputusan
yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang.
H.
Fungsi berpikir Kritis dalam
Keperawatan
Berikut
ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah sebagai
berikut:
1.
Penggunaan proses berpikir kritis
dalam aktifitas keperawatan sehari-hari
2.
Membedakan sejumlah penggunaan dan
isu- isu dalam keperawatan
3.
Mengidentifikasi dan merumuskan
masalah keperawatan
4.
Menganalisis pengertian hubungan
dari masing-masing idikasi, penyebab dan tujuan, serta tingkat hubungan.
5.
Menganalisis argumen dan isu-isu
dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6.
Menguji asumsi-asumsi yang
berkembang dalam keperawatan.
7.
Melaporkan data dan
petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8.
Membuat dan mengecek dasar analisis
dan faliidasi data keperawatan.
9.
Merumuskan dan menjelaskan keyakinan
tentang aktifitas keperawatan
10.
Memberikan alasan-alasan yang
relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan.
11.
Merumuskan dan menjelaskan
nilai-nilai keputusan dalam keperawatan
12.
Mencari alasan-alasan kriteria,
prinsip-prinsip dan akktifitas nilai-nilai keputusan.
13.
Mengefaluasi penampilan kinerja
perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.
I.
Model penggunanaan atribut
Berdasarkan penelitan sebelumnya, penelitian ini
mencoba mempertimbangkan efek ketidak linieran tersebut untuk perjalanan dengan
range yang cukup signifikan perbedaannya dalam penelitian model penggunaan
atribut ini dilakukan untuk mempelajari perilaku pemilihan model dengan
menvariasikan berbagai jenis model.dengan mempertimbangkan efek ketidak
linieran nilai atribut antara lain melalui penggunaan presentase perubahan
nilai atribut sebagai nilai atribut model dalam keperawatan.
J.
Proses Intuisi
Proses
intuisi merupakan pendorong
utama untuk benalar logis (masuk akal)
sekaligus
pemicu aktifitas berfikir bagi siswa untuk itu perlu adanya upaya pemilihan
pendekatan pembelajaran yang tepat dan efektif untuk tercapainya kemampuan
berfikir yang diharapkan mampu mengoptimalkan serta memupuk sikap positif dan
pola berfikir yang membudaya dalam mengatasipermasalahan real word. Sala satu
solusi yang dipandang tepat untuk mewujudkan tuntutan tersebut adalah
pendekatan kontekstual berbasis intuisi sebagai suatu pendekatan yang diawali
dengan berintiwisi informal dalam menyelesaikan masalah berkonteks yang rancang
secara kusus.
ASPEK-ASPEK
BERPIKIR KRITIS
Kegiatan
berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa
perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir
kritis seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek:
1.
relevance
relevansi
( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan.
2.
Importance
Penting
tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.
3.
Novelty
Kebaruan
dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun dalam
sikap menerima adanya ide-ide orang lain.
4.
Outside material
Menggunakan
pengalamanya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari perkuliahan
5.
Ambiguity clarified
Mencari
penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan
6.
Linking ideas
Senantiasa
menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data baru dari informasi
yang berhasil dikumpulkan.
7.
justification
memberi
bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan
yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa memberikan penjelasan mengenai
keuntungan dan kerungian dari suatu situasi atau solusi.
INDIKATOR
BERPIKIR KRITIS
Wade
(1995) mengidentifikasi delapan kerakteristik berpikir kritis, yakni
meliputi:
1.
Kegiatan merumuskan pertanyaan
2.
Membatasi permasalahan
3.
Menguji data-data
4.
Menganalisis berbagai pendapat
5.
Menghindari pertimbangan yang sangat
emosional
6.
Menghindari penyederhanaan
berlebihan
7.
Mempertimbangkan berbagai
interpretasi
8.
Mentolerasi ambiguitas
Prinsip
utama penerapan dalam berpikir kritis
Prinsip utama untuk menetapkan suatu masalah adalah
mengetahui fakta, kemudian memisahkan fakta tersebut dan melakukan interpretasi
data menjadi fakta objektif dan menentukan luasnya masalah tersebut. Manajer
membutuhkan kemampuan untuk menetapkan prioritas pemecahan masalah. Umumnya
untuk pemecahan masalah selalu menggunakan metoda coba-coba dan salah,
eksperimen, dan atau tidak berbuat apa-apa (“do nothing”). Pembuatan
keputusan dapat dipandang sebagai proses yang menjembatani hal yang lalu dan
hal yang akan datang pada saat manajer hendak mengadakan suatu perubahan.
Proses
pemecahanmasalah dan pengambilan keputusan di atas adalah salah satu
penyelesaian yang dinamis. Penyebab umum gagalnya penyelesaian masalah adalah
kurang tepat mengidentifikasi masalah.Oleh karena itu identifikasi masalah
adalah langkah yang paling penting.Kualitashasiltergantungpadakeakuratandalammengidentifikasimasalah.
Identifikasi masalah dipengaruhi oleh informasi yang
tersedia, nilai, sikap dan pengalaman pembuat keputusan serta waktu
penyelesaian masalah. Terutama waktu yang cukup untuk mengumpulkan dan
mengorganisir data.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar